Ada
berbagai teori mengenai hubungan bahasa dan kebudayaan. Ada yang mengatakan
bahasa itu merupakan bagian dari kebudayaan, tetapi ada pula yang mengatakan
bahwa bahasa dan kebudayaan merupakan dua hal yang berbeda, namun mempunyai
hubungan yang sangat erat, sehingga tidak dapat dipisahkan.
Ada
yang mengatakan bahwa bahasa sangat dipengaruhi kebudayaan, sehingga segala hal
yang ada dalam kebudayaan akan tercermin di dalam bahasa. Sebaliknya, ada juga
yang mengatakan bahwa bahasa sangat dipengaruhi kebudayaan dan cara berpikir
manusia atau masyarakat penuturnya.
Menurut
Koentjaraningrat sebagaimana dikutip Abdul Chaer dan Leonie dalam bukunya
Sosiolinguistik bahwa bahasa bagian dari kebudayaan. Jadi, hubungan antara bahasa
dan kebudayaan merupakan hubungan yang subordinatif, di mana bahasa berada
dibawah lingkup kebudayaan.10 Namun pendapat lain ada yang mengatakan bahwa
bahasa dan kebudayaan mempunyai hubungan yang koordinatif, yakni hubungan yang
sederajat, yang kedudukannya sama tinggi.
Masinambouw
menyebutkan bahwa bahasa dan kebudayaan merupakan dua sistem yang melekat pada
manusia. Kalau kebudayaan itu adalah sistem yang mengatur interaksi manusia di
dalam masyarakat, maka kebahasaan adalah suatu sistem yang berfungsi sebagai
sarana berlangsungnya interaksi itu.
Dengan
demikian hubungan bahasa dan kebudayaan seperti anak kembar siam, du buah
fenomena sangat erat sekali bagaikan dua sisi mata uang, sisi yang satu sebagai
sistem kebahasaan dan sisi yang lain sebagai sistem kebudayaan.
Bahasa
merupakan media manusia berpikir secara abstrak dimana objek-objek faktual
ditransformasikan menjadi simbol-simbol bahasa yang abstrak. Sedangkan berpikir
adalah upaya untuk mengasosiasikan kata dan konsep untuk mendapatkan satu
kesimpulan melalui media bahasa.
Bahasa
mempengaruhi cara berpikir manusia. Asumsinya bahwa bahasa mempengaruhi cara
pandang manusia terhadap dunia, serta mempengaruhi pikiran individu pemakai
bahasa tersebut. Selain itu, pikiran manusia ditentukan oleh sistem klasfikasi
dari bahasa tertentu yang digunakan manusia. Sebagai contoh dunia mental orang
Indonesia berbeda dengan dunia mental orang Inggris, hal ini disebabkan karena
mereka menggunakan bahasa yang berbeda sehingga memungkinkan cara berpikir mereka
pun berbeda.