Menurut
KBBI (2008:21) pengajaran adalah perihal mengajar; segala sesuatu mengenai
mengajar. Pengajaran dilakukan oleh guru pada anak didik (SD, SMP, SMA). Pengajaran
dilakukan guna memperoleh ilmu pengetahuan. Pengajaran merupakan kewajiban bagi
guru untuk mencerdaskan anak bangsa. Memberi ilmu terhadap orang lain merupakan
pekerjaan yang mulia dan Allah memberi ganjaran pahala yang tak pernah putus
sampai kapan pun. Seperti dalam hadits rasul “Apabila anak Adam (manusia)
wafat, maka terputuslah semua (pahala) amal perbuatannya kecuali tiga macam
perbuatan, yaitu sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang
mendoakannya" (HR. Muslim).
Selain
dari ketiga jenis perbuatan di atas, ada lagi beberapa macam perbuatan yang
tergolong dalam amal jariah.
Dalam
riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya diantara amal kebaikan
yang mendatangkan pahala setelah orang yang melakukannya wafat ialah ilmu yang
disebarluaskannya, anak saleh yang ditinggalkannya, mushaf (kitab-kitab
keagamaan) yang diwariskannya, masjid yang dibangunnya, rumah yang dibangunnya
untuk penginapan orang yang sedang dalam perjalanan. sungai yang dialirkannya
untuk kepentingan orang banyak, dan harta yang disedekahkannya” (HR. Ibnu Majah).
Dari
hadits rasul tersebut jelas bahwa mengajarkan ilmu kepada orang lain itu
mendapat pahala yang besar sampai akhir hayat pahala akan mengalir dengan terus
menerus bahkan sampai ia telah tiada pun pahala masih mengalir.
Makna
disejajarkan pengertiannya dengan arti, gagasan, konsep, pernyataan, pesan,
informasi, maksud, firasat, isi, dan pikiran (Aminuddin, 2011:50). Namun
menurut Aminuddin hanya arti yang paling dekat pengertiannya dengan makna. Memaknai
merupakan kebiasaan manusia setiap saat, dimana pun dan kapan pun.
Kata
merupakan unsur bahasa yang digunakan untuk berbahasa yakni dalam bentuk ucapan
ataupun tulisan. Dalam tatabahasa tradisional jenis kata dapat dibedakan atas
sepuluh macam, yaitu: kata benda, kata kerja, kata sifat, kata ganti, kata
keterangan, kata bilangan, kata penghubung, kata depan, kata sandang, dan kata seru
( Muslich, 2010:110-111).
Pengajaran
makna kata di SMP mencakup sinonim, antonim, majas, konotasi, denotasi,
akronim, singkatan dan sebagainya.
MAJAS/GAYA
BAHASA
Majas
sering kita gunakan setiap hari dalam kehidupan kita. Biasa kita gunakan dalam
berbagai hal, misalnya menyindir seseorang dan sebagainya. Majas adalah gaya
bahasa dalam bentuk tulisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan
untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang. Menurut Wasrie (2012:120) Majas
dalam bahasa Indonesia terbagi atas tiga jenis, yaitu: Majas perbandingan, majas
sindiran, majas penegasan, dan majas pertentangan.
1.
Majas perbandingan
Majas Perbandingan ialah kata-kata berkias yang
menyatakan perbandingan untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar
atau pembaca.
Contoh:
Di, tulisanmu lebih bagus dari tulisan Dewo.(sebenarnya
tulisan Adi jelek)
2.
Majas sindiran
Majas sindiran ialah kata-kata berkias yang menyatakan
sindiran untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau
pembaca.
3.
Majas penegasan
Majas penegasan adalah kata-kata berkias yang
menyatakan penegasan untuk meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap
pendengar atau pembaca.
4.
Majas pertentangan
Majas Pertentangan adalah kata-kata berkias yang
menyatakan pertentangan dengan yang dimaksudkan sebenarnya oleh pembicara atau
penulis dengan maksud untuk memperhebat atau meningkatkan kesan dan pengaruhnya
kepada pembaca atau pendengar.
AKRONIM
DAN SINGKATAN
Akronim
adalah pemendekan dua kata atau lebih menjadi satu kata saja (Pateda,
2010:150). Akronim merupakan penggabungan dua kata atau lebih yang bisa
langsung dibaca. Akronim digunakan dengan tujuan supaya dalam penulisan maupun
penyebutan lebih ringkas. Misalnya, akronim UNAN, kepenjangannya Universitas
Andalas.
Singkatan
merupakan cara pemendekan kata yang tidak bisa langsung dibaca. Menurut Prihartini
(_:95) singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf
atau lebih. Misalnya singkatan SMP yang kepanjangannya Sekolah Menengah
Pertama.
Dari
tulisan diatas, penulis menyimpulkan bahwa pengajaran atau memberikan ilmu
kepada orang lain merupakan perbuatan yang mulia. Seperti dalam sabda
rasulullah:
“Barangsiapa
yang menunjukkan kepada sebuah kebaikan maka baginya seperti pahala pelakunya.” [HR. Muslim]
Dalam Al-Qur’an banyak mengandung makna, dan itu harus
diamalkan meski satu ayat, jika tidak diamalkan tidak memiliki berkah.
Rasululullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:
“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” [HR. Bukhari]
DAFTAR
PUSTAKA
Aminuddin. 2011. Semantik. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
HR. Bukhari
HR. Ibnu Majah
HR. Muslim
Muslich, Masnur. 2010. Tata Bentuk Bahasa Indonesia. Jakarta:
Bumi Aksara.
Pateda, Mansoer. 2010. Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka
Cipta.
Prihartini, Niniek._. EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Surabaya:
Mitra Jaya.
Sugono, Dendi Dkk.
2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa: Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Wasrie, Kusnadi. 2012. Intisari Lengkap Bahasa Indonesia.
Yogyakarta: Indonesia Tera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar